Masa Lalu
Seorang Uztadz mengirimkan kata-katanya di dinding facebookku. Dengan penuh kesadaran aku menangis, dan tumpah hingga magrib datang. Kata-katanya yang jujur, membuatku malu akan keadaanku saat ini. subhanalloh, aku dulu pernah seperti ini..
MAULIA MENGAJARIKU CINTA
Masih terlihat sangat jelas wajah Lia, sapaan dari Maulia Hikmah saat
duduk di bangku kelas 6 SDIT Ihsanul Fikri di Kota Magelang. Sang guru
mencoba mempertajam kembali ingatan 6 tahun yang lalu, dan dari situ
nampak semakin jelas bagaimana sosok dan karakter yang melekat pada
dirinya. Sungguh tak pernah kujumpai wajah lesu maupun sifat kaku pada
bocah ini. Lugunya sang bocah masih nampak jelas dari gaya bicara dan
cara dia berbusana. Perasaannya tulus seperti mentari yang disaat terbit
dan terbenamnya selalu memberi pesona. Sebab itulah, teman-temannya
merasa nyaman bergaul dengannya.
Sore hari yang cerah, nampak sang
surya akan segera pamit untuk berbagi cerah, karena pada saat itu malam
akan segera datang. Dan tanpa disadari waktu begitu cepat berlalu. Hari
demi hari sang guru menjadi sangat akrab dengan sang bocah, sehingga
banyak kisah yang tercurah yang terrekam kuat di kepala.
Dibalik
badannya yang kurus dan kering, banyak potensi dan prestasi yang
dimiliki sang bocah. Sederhana, hormat dengan yang lebih tua dan sopan
dalam bertutur kata sangat melekat jelas pada diri sang bocah. Profil
itulah yang kemudian memberikan banyak inspirasi bagi sang guru yang
saat itu baru dua tahun menjadi seorang guru.
Sebagai guru tahfidz
Al quran, sang guru sangat malu karena bisa dibilang lebih banyak sang
bocah dalam bermurajaah. Karena itulah asa sang guru mulai menguasai
jiwanya untuk kembali menata menjadi seorang guru tahfidz yang
sesungguhnya. Sang guru sangat berterima kasih kepadanya, karena darinya
sang guru bisa belajar kesederhanaan, menjaga tutur kata, berkasih
sayang, bahkan menghargai pendapat orang lain dimanapun, kepada siapapun
dan kapanpun.
Terima kasih nak, atas cinta yang kau berikan.
Dengan kepercayaanmu aku belajar untuk tidak menyianyiakan kepercayaan,
dengan kesederhanaamu aku belajar menerima, dengan keceriaamu aku
belajar untuk tabah, dan dengan semangatmu aku belajar untuk maju
menjadi seorang guru yang senantiasa dirindu karena Ilmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar