Jumat, 28 Juni 2013

Saya tidak tahu ini akan jadi Rahmat atau Musibah, saya hanya akan berbaik sangka pada Alloh :`)

Alloh Sedang Memahamkanku

Ini di mulai kemarin, Kamis 27 Juni 2013
Aku harus daftar ulang di Asrama Dasrus Shalihat. Asramanya para Akhwat, yang isinya lebih dari indah. Keindahan atas ketaqwaan dan keimanan. Keindahan karena hukum Alloh yang mengaturnya, karena suri tauladan Muhammad yang dijadikannya acuan. Tapi aku belum siap melakukannya
Tidak bisa membayangkan, aku diasuh oleh para kakak Akhwat dan Ummi Abi yang begitu Shalih dan Shalihatnya. Dengan agenda yang banyak, dan padat. Dengan aturan yang disiplin dan sedikit toleransi. Apalagi, aku masih kecil. Aku akan jadi yang termuda dan terbandel disana nantinya.
Aku harus belajar kesungguhan. Dari bangun pagi, sampai tidur lagi. Coba sekarang bayangkan, setelah subuh, harus ikut kuliah pagi sampai entah jam berapa, kalau ngantuk, harus berdiri. Catatan kuliah harus lengkap, gak boleh enggak. Kalau memang gak dateng atau ijin, harus nyalin catetan temennya. Untuk apa? Itu salah satu bentuk kesungguhan kita mencari ilmu. Kesungguhan kita sebagai murid.
                Lagi. Shalat fardhu harus di masjid, setiap kamis dan sabtu harus piket kajian. Ini sifatnya wajib, nggak bleh enggak. Kenapa? Ini salah satu kesunsgguhan kita membantu Abi, menyambut tamu, dan mempersiapkan segala hal untuk para tamu yang akan menuntut ilmu. Sekali lagi tentang kesungguhan.
                More. Kuliah malam di mulai ba’da isya’. Entah juga sampai jam berapa. Saya harus siap menerima makul apa saja, dan itu sebuah keharusan. Sekali lagi, catatan harus lengkap, dan tidak diperbolehkan tidur. Dengan catatan nilai kuliah juga harus bagus, dan tidak ada kegiatan malam. Harus sudah di asrama sebelum magrib. Ini berat. Belum lagi harus hafalan dan muroja’ah. Bisakah aku bertahan disana???
                Yang lebih berat lagi itu, no Film! X_x It’s mean aku harus menghapus semua film2 yang ada di laptopku. Semua, tanoa terkecuali. Kalau enggak, laptopku akan di sita, dan sebagainya. Untuk apa? Menghindari hal yang sia-sia. Kalau kita bisa melakukan hal lain yang lebih manfaat kenapa harus nonton film? Dan masih banyak aturan lain yang sampai sekarang belum bisa tak biasakan :( Tapi Alloh maha Adil. Rasanya itu pengen nangis, pengen cerita, tapi sama siapa? Menggapai cinta Alloh memang nggak mudah. Tapi harus seperti inikah?
                Hari berikutnya. Tepatnya hari ini. Aku berbahagia, pengumuamnnya sih di terima di D4 kebidanan poltekkes kemenkes Jogjakarta. Tapi kenyataannya akumendaftar sebagai Maba D4 keperawatan!! Ini gila. X_x Aku harus gimana??? Kalau nantinya aku harus di diskulaifikasi karena kecerobohanku melingkari LJK bertulisakan D4 kebidanan, aku harus gimana? Aku harus melakukan apa untuk mempertanggungjawabkan kecerobohanku? Aku inget bapak sama ibuk yang sudah berharap banyak padaku. Aku benar-benar takut di disikualifikasi. Lalu apa yang harus aku katakan pada petugas Poltekkesnya? Aku benar-benar tidak tahu. Aku bingung. Aku Cuma bisa pasrah sama caranya Alloh yang Indah.
                Spekulasiku tentang takdir Alloh yang akan di berikan padaku :
1.       Aku di takdirkan untuk masuk kebidanan, karena menurut Alloh itu suit me the most
2.       Aku tidak ditakdirkan masuk Poltekkes dengan cara yang Indah.
3.       Alloh lebih menginginkanku untuk terus berdo’a agar aku tetep deket sama Alloh
4.       Alloh tidak mau membuatku terlea oleh hal-hal semacam ini.
Atau takdir yang seperti apa yang akan aku dapatkan?? Wallahu’alam. Aku masih deg-degan nungguinnya.
                Dan seandainya aku benar-benar sekolah di poltekkes. Mau tidak mau aku harus belajar motor. Karena tempat tinggalku selanjutnya adalah : Darush Shalihat. Belakang paska sarjana UGM. Aku bisa gila denga kenyataan seperti ini. Aku takut x_x
Urusan cinta? Sumpah nggak kober banget sama yang beginian sekarang. Ingetnya emang Cuma sebentar, tapi begitu inget, tahannya lama banget. Ah, aku Cuma bisa pasrah sama perasaanku aja. Aku Cuma bisa menikmati indah dan sakitnya. Cuma itu, gak lebih. Aku sangat berterimakasih atas semua sikapnya yang baik. Aku rasa itu cukup. Ecuali kemanusiaanku muncul. Aku ingin ia juga mencintaiku. Hahah, melow sekali. Itu bukan Moli! Moli itu, wanita tegar, yang nggak kalah sama cinta-cintaan. :)
USM UNY, pengumuman SBMPTN, dan ujian-ujian lain yang membuatku.. Ah! Seperti di telan gelapnya galau yang bertubi-tubi. Sebentar lagi ramadhan, dan aku belum memprsiapkan apapun. Aku harus mencari tempat bernaung yang lain. Bukan diasrama ini lagi. Aku sudah banyak merepotkan ummi. Aku harus gimana ya Alloh, harus gimana?
Hal-hal tadi membuatku underpressure. Di bawah tekanan yang gila. Ya Alloh, aku padaMu.

Jum'at 28 Juni 2013, 22 : 52 WIB

Rabu, 26 Juni 2013

Karena Engkau Memilih Perempuan Salihah



Terkadang orang heran dan bertanya, kenapa harus mereka?
Yang bajunya panjang, tertutup rapat, dan malu-malu kalau berjalan..
Aku menjawab.. Karena mereka, lebih rela bangun pagi menyiapkan sarapan buat sang suami dibanding tidur bersama mimpi yang kebanyakan dilakukan oleh perempuan lain saat ini..
Ada juga yang bertanya, mengapa harus mereka?
Yang sama laki-laki-pun tak mau menyentuh, yang kalau berbicara ditundukkan pandangannya.. Bagaimana mereka bisa berbaur…
Aku menjawab.. Tahukah kalian.. bahwa hati mereka selalu terpaut kepada yang lemah, pada pengemis di jalanan, pada perempuan-perempuan renta yang tak lagi kuat menata hidup.

Hidup mereka adalah sebuah totalitas untuk berkarya di hadapan-Nya.. Bersama dengan siapapun selama mendatangkan manfaat adalah kepribadian mereka.. Untuk itu, aku menjamin mereka kepadamu, bahwa kau takkan rugi memiliki mereka, kau takkan rugi dengan segala kesederhanaan, dan kau takkan rugi dengan semua kepolosan yang mereka miliki.. Hati yang bening dan jernih dari mereka telah membuat mereka menjadi seorang manusia sosial yang lebih utuh dari wanita di manapun..
Sering juga kudengar.. Mengapa harus mereka?
Yang tidak pernah mau punya cinta sebelum akad itu berlangsung, yang menghindar ketika sms-sms pengganggu dari para lelaki mulai berdatangan, yang selalu punya sejuta alasan untuk tidak berpacaran.. bagaimana mereka bisa romantis? bagaimana mereka punya pengalaman untuk menjaga cinta, apalagi jatuh cinta?
Aku menjawab..
Tahukah kamu.. bahwa cinta itu fitrah, karena ia fitrah maka kebeningannya harus selalu kita jaga. Fitrahnya cinta akan begitu mudah mengantarkan seseorang untuk memiliki kekuatan untuk berkorban, keberanian untuk melangkah, bahkan ketulusan untuk memberikan semua perhatian.
Namun, ada satu hal yang membedakan antara mereka dan wanita-wanita lainnya.. Mereka memiliki cinta yang suci untuk-Nya.. Mereka mencintaimu karena-Nya, berkorban untukmu karena-Nya, memberikan segenap kasihnya padamu juga karena-Nya… Itulah yang membedakan mereka..
Tak pernah sedetikpun mereka berpikir, bahwa mencintaimu karena fisikmu, mencintaimu karena kekayaanmu, mencintaimu karena keturunan keluargamu.. Cinta mereka murni.. bening.. suci.. hanya karena-Nya..
Kebeningan inilah yang membuat mereka berbeda… Mereka menjadi anggun, seperti permata-permata surga yang kemilaunya akan memberikan cahaya bagi dunia. Ketulusan dan kemurnian cinta mereka akan membuatmu menjadi lelaki paling bahagia..
Sering juga banyak yang bertanya.. mengapa harus mereka?
Yang lebih banyak menghabiskan waktunya dengan membaca Al-Qur’an dibanding ke salon, yang lebih sering menghabiskan harinya dari kajian ke kajian dibanding jalan-jalan ke mall, yang sebagian besar waktu tertunaikan untuk hajat orang banyak, untuk dakwah, untuk perubahan bagi lingkungannya, dibanding kumpul-kumpul bersama teman sebaya mereka sambil berdiskusi yang tak penting. Bagaimana mereka merawat diri mereka? bagaimana mereka bisa menjadi wanita modern?
Aku menjawab..
Tahukah kamu, bahwa dengan seringnya mereka membaca al Qur’an maka memudahkan hati mereka untuk jauh dari dunia.. Jiwa yang tak pernah terpaut dengan dunia akan menghabiskan harinya untuk memperdalam cintanya pada Allah.. Mereka akan menjadi orang-orang yang lapang jiwanya, meski materi tak mencukupi mereka, mereka menjadi orang yang paling rela menerima pemberian suami, apapun bentuknya, karena dunia bukanlah tujuannya. Mereka akan dengan mudah menyisihkan sebagian rezekinya untuk kepentingan orang banyak dibanding menghabiskannya untuk diri sendiri. Kesucian ini, hanya akan dimiliki oleh mereka yang terbiasa dengan al Qur’an, terbiasa dengan majelis-majelis ilmu, terbiasa dengan rumah-Nya.
Jangan khawatir soal bagaimana mereka merawat dan menjaga diri… Mereka tahu bagaimana memperlakukan suami dan bagaimana bergaul di dalam sebuah keluarga kecil mereka. Mereka sadar dan memahami bahwa kecantikan fisik penghangat kebahagiaan, kebersihan jiwa dan nurani mereka selalu bersama dengan keinginan yang kuat untuk merawat diri mereka. Lalu apakah yang kau khawatirkan jika mereka telah memiliki semua kecantikan itu?
Dan jangan takut mereka akan ketinggalan zaman. Tahukah kamu bahwa kesehariannya selalu bersama dengan ilmu pengetahuan.. Mereka tangguh menjadi seorang pembelajar, mereka tidak gampang menyerah jika harus terbentur dengan kondisi akademik. Mereka adalah orang-orang yang tahu dengan sikap profesional dan bagaimana menjadi orang-orang yang siap untuk sebuah perubahan. Perubahan bagi mereka adalah sebuah keniscayaan, untuk itu mereka telah siap dan akan selalu siap bertransformasi menjadi wanita-wanita hebat yang akan memberikan senyum bagi dunia.
Dan sering sekali, orang tak puas.. dan terus bertanya.. mengapa harus mereka?
Pada akhirnya, akupun menjawab…
Keagungan, kebeningan, kesucian, dan semua keindahan tentang mereka, takkan mampu kau pahami sebelum kamu menjadi lelaki yang shalih seperti mereka..
Yang pandangannya terjaga.. yang lisannya bijaksana.. yang siap berkeringat untuk mencari nafkah, yang kuat berdiri menjadi seorang imam bagi sang permata mulia, yang tak kenal lelah untuk bersama-sama mengenal-Nya, yang siap membimbing mereka, mengarahkan mereka, hingga meluruskan khilaf mereka…
Kalian yang benar-benar hebat secara fisik, jiwa, dan iman-lah yang akan memiliki mereka. Mereka adalah bidadari-bidadari surga yang turun ke dunia, maka Allah takkan begitu mudah untuk memberikan kepadamu yang tak berarti di mata-Nya… Allah menjaga mereka untuk sosok-sosok hebat yang akan merubah dunia. Menyuruh mereka menunggu dan lebih bersabar agar bisa bersama dengan para syuhada sang penghuni surga… Menahan mereka untuk dipasangkan dengan mereka yang tidurnya adalah dakwah, yang waktunya adalah dakwah, yang kesehariannya tercurahkan untuk dakwah.. sebab mereka adalah wanita-wanita yang menisbahkan hidupnya untuk jalan perjuangan.
Allah mempersiapkan mereka untuk menemani sang pejuang yang sesungguhnya, yang bukan hanya indah lisannya.. namun juga menggetarkan lakunya.. Allah mempersiapkan mereka untuk sang pejuang yang malamnya tak pernah lalai untuk dekat dengan-Nya.. yang siangnya dihabiskan dengan berjuang untuk memperpanjang nafas Islam di bumi-Nya.. Allah mempersiapkan mereka untuk sang pejuang yang cintanya pada Allah melebihi kecintaan mereka kepada dunia.. yang akan rela berkorban, dan meninggalkan dunia selagi Allah tujuannya.. Yang cintanya takkan pernah habis meski semua isi bumi tak lagi berdamai kepadanya.. Allah telah mempersiapkan mereka untuk lelaki-lelaki shalih penghulu surga…
Seberat itukah?
Ya… Takkan mudah.. sebab surga itu tidak bisa diraih dengan hanya bermalas-malasan tanpa ada perjuangan…
Taipei , 02 Juni 2010
Di kutip dari email teman. 

Senin, 24 Juni 2013

00 : 00 :'(

Malam ini saya sudah tidak tahan lagi. Ada yang ingin keluar untuk di ungkapkan. Dan malam ini juga saya bertekad untuk mensibukkan diri saya. Saya akan menghilangkan rasa ini, secepatnya. Saya sudah
TIDAK MAMPU LAGI





Saya akan menyerah. Menyerah saja. :'(

Selasa, 18 Juni 2013

Mbak Asa dan Mas Zia

Ini tentang kisahnya, Mbak Asa dan Mas Zia. Beliau berdua ini sebenarnya masih belia, tapi udah keren! Sangat keren. Ini sedikit tulisannya mbak Asa yang di posting di Facebooknya. Sumpah, so sweet banget.. Nget.. Nget.. :D




Cerita sedikit tentang proses pernikahanku

1 Desember 2012 Bapak mediator yang semoga kasih sayang Allah selalu memberkahi hidup beliau dan keluarga atas jasanya yang begitu besar kepada kami, Bp. Budi Ilmawan, datang ke rumah menyampaikan niat baik seorang lelaki solih untuk melamarku. Setelah perbincangan yang cukup lama dan serius, kesimpulan hari itu ialah bahwa aku memang belum ada yang mengkhitbah. Kemudian Bapak meminta lelaki yang berniat melamarku itu seminggu kemudian datang untuk Ta'aruf dengan Bapak dan Ibu.

Seminggu kemudian, tanggal 8 Desember 2012, datanglah lelaki itu untuk pertama kalinya ke rumah kami. Ya, pertama kali datang ke rumah, langsung mengutarakan niat baiknya melamarku di hadapan langsung Bapak. Masih ingat bagaimana groginya dia waktu itu dalam sikap dan tekadnya yang kuat saat berbincang dengan Bapak dan Ibu. Kemudian, kesimpulan hari itu adalah khitbah diterima dan diridhoi oleh Bapak dan Ibu, lalu seminggu kemudian adalah lamaran yang dihadiri keluarga besar kedua calon mempelai.

Sore hari ba'da asyar 16 Desember 2012, datanglah rombongan keluarga besar lelaki solih itu dari Bantul untuk menyatakan niat baik melamarku secara resmi. Pada hari itu juga ditentukan tanggal akad nikahnya.

11 Januari 2013 akad nikahpun tertunaikan dan kamipun halal. Alhamdulillah. Beribu doa terbang menuju kami, sungguh kami juga mendoakan bahwa doa-doa yang indah itu terpantul kembali kepada pemiliknya.

Well, aku tak pernah menyangka bahwa sahabat yang selama ini menjadi rekan kerja dalam Lingkar Komik, yang selama ini selalu biasa-biasa saja, yang terbilang cuek namun tetap baik, yang tak pernah memberikan satu kodepun selama kami saling berinteraksi, dengan beraninya datang langsung kepada Bapak untuk melamarku. Begitulah seharusnya laki-laki bersikap, ujarku dalam hati. Lelaki semesta harus mencontoh sikap suamiku ini!

Aku masih ingat ujarnya setelah kami menikah.
"Aku berniat untuk menikah Sa, bukan berniat menikah dengan siapa. Memang aku pernah berucap bahwa jika aku telah siap untuk menikah, perempuan yang akan aku lamar pertama kali adalah engkau, namun jika ternyata engkau bukan takdirku ya tak apa. Aku akan menikah dengan perempuan yang lain, yang telah Allah takdirkan denganku, karena memang niatku menikah, bukan menikah dengan siapa"

Hihihi, dan alhamdulillah memang Allah telah menuliskan jodohnya sebelum ia terlahir di muka bumi ini adalah aku. Perempuan yang pertama kali ingin ia lamar ketika ia telah siap untuk menikah. Kami benar-benar luruh dalam penuh syukur.

Alhamdulillah terbilang lekas proses kami. Jikalau bukan karena kasih sayang Allah maka semua ini takkan pernah terjadi. Terimakasih ya Rabb.

Dan kemudian kisah cinta kami yang bermulai tanggal 11 Januari 2013 ini akan berlanjut s/d menutup mata bahkan s/d di Surga (aamiin) lalu kami pun akan selalu hidup dalam penuh cinta kasih, karena Allah telah menganugerahi jiwa kami untuk selalu saling mencintai dan menyayangi. Aamiin.

cc: Suami tercinta Zia Ul-Haq ^^
  
___________________________________________________________________

So sweet tenan, to? Pancen penak, kok semua-semua yang udah diatur sama Alloh ki. :)
Jadi, apa salahnya kita mentaati peraturan yang sudah di buat Alloh? Selamat memperbaiki diri, mol. Hehe

Perempuan Yang Baik Agamanya :D



Beginilah penjelasan perempuan yang baik agamanya menurut Ust. Isham Muhammad Asy-Syarif di dalam bukunya yang berjudul Istriku Bidadariku.

Perempuan yang agamanya baik adalah perempuan yang mengamalkan ajaran agama Islam secara penuh dan tidak sepenggal-sepenggal, yakni perempuan yang dapat meneladani kehidupan istri-istri Rosulullah SAW sebagai istri shalihah, yang jeli terhadap aib dirinya, memikirkan agamanya, selalu mengharap ridha Tuhannya, suaranya lembut, lebih banyak diam, pembawaannya halus, lidahnya terjaga, rasa malunya tinggi, menahan diri dari perkataan kotor, lapang dada, memiliki kesabaran yang tinggi, banyak bersyukur, penyayang, pembersih, teguh, dermawan, menyenangkan, tidak suka mengumbar hawa nafsunya, perbuatannya terpercaya, dan hatinya penuh kasih sayang.

Perempuan yang shalihah juga dikenal dengan sifatnya yang tidak boros, tidak menyukai hal-hal yang makruh, tidak angkuh, menjaga harga diri, mencintai keluarganya, menggauli suaminya dengan lembut, memberikan pipinya untuknya, menyayanginya dengan tulus, merindukannya ketika tidak ada, merasa senang ketika melihatnya, dan memahami posisinya sesuai yang digambarkan Allah SWT.

Apabila perempuan telah memiliki sifat-sifat istri shalihah sebagaimana yang diajarkan oleh agama Islam, maka dia telah memilik sifat-sifat sempurna dalam kehidupannya.

Jika demikian, maka ia akan menjelma menjadi bidadari dunia bagi suaminya, ibu yang disayang oleh anak-anaknya, menantu yang didamba oleh mertua, tetangga yang menyenangkan, guru yang bijaksana bagi muridnya, dan harapan bagi masyarakat, agama, dan negaranya.

Demikian juga, jika lelaki memiliki sifat-sifat suami shalih, maka ia akan menjadi layaknya pemuda surga bagi istrinya, ayah yang dihormati oleh anak-anaknya, menantu yang diidam mertua, dan tentu saja dia adalah harapan bagi masyarakat, agama, dan negaranya.

-Dikutip dari buku Istriku Bidadariku, dengan sedikit perubahan. :)
Mbak Asa Gupita Lizadi