Sukses
adalah Tentang Hasrat Diri
Judul Buku :
Success Built to Last Menciptakan Hidup Yang Berarti
Pengarang :
Jerry Porras, Stewart Emery dan Mark Thompson
Penerbit :
Esensi, Penerbit Erlangga
Cetakan :
Terjemahan @2006
Tebal Buku :
340 lembar
“Mereka
yang tidak tahu bagaimana menangis dengan sepenuh hati, tidak akan pernah tahu juga
bagaimnana harus tertawa” (Golda Meir)
Memaknai
sebuah kesuksesan. Kadangkala kita merasa jenuh dengan apa yang sedang kita
usahakan. Mengapa? Karena tidak ada keinginan yang muncul sepenuh hati. 10
tahun sudah, Jerry Porras, Stewart Emery dan Mark Thompson melakukan
serangkaian wawancara mendalam dan ekstensif dengan ratusan tokoh-tokoh sukses
dunia, mulai dari presiden, peraih nobel, atlet olimpiade, CEO, miliuner,
peraih Oscar, dan lain sebagainya. Pribadi-pribadi yang mereka wawancarai bukan
hanya mereka yang sudah dikenal publik, melainkan banyak juga yang tidak
dikenal namun memberikan sumbangsih nyata dan pengaruh abadi bagi banyak orang
di sekitarnya.
Satu-satunya
jawaban yang ingin di cari adalah bagaimana orang-orang ini meraih sukses
abadi. Bukan sekadar kesuksesan kilat yang megah namun segera hilang dan
terlupakan, melainkan kesuksesan yang pengaruhnya terus bertahan dan bergema
hingga puluhan tahun ke depan. Para Pengukir Prestasi, begitulah buku ini
menyebut mereka yang berhasil di wawancarai.
Dari
hasil wawancara tersebut, penulis berhasil merumuskan faktor-faktor yang
membuat pribadi luar biasa itu menuai kesuksesan yang abadi. Di antaranya:
orang sukses tidak selalu bergantung pada persetujuan orang lain untuk
mendapatkan tujuan-tujuannya.
“Kesuksesan hanya milik orang-orang
yang berani”
Para Pengukir Prestasi memiliki
keberanian untuk mengambil inisiatif, bukan karena tekanan sosial, melainkan
karena mereka sendiri menghendakinya. Mereka secara emosional lebih memiliki
komitmen untuk melakukan apa yang mereka sukai daripada apa yang disukai orang
lain. Mereka tidak pernah berkubang pada satu kesalahan atau kekalahan, atau
malah mencari kambing hitam pada saat sesuatu tidak beres. Sebaliknya, mereka
akan dengan bijaksana menempatkan prioritas yang tinggi pada pencarian atau
penemuan hasil efektif yang mereka cari.
Buku
ini mnjelaskan mengenai fakta yang sangat jelas mengenai hasrat dalam bekerja.
Jika kita tidak mencintai apa yang sedang kita kerjakan, kita akan kalah dari
orang lain yang mencintai apa yang dikerjakannya. Untuk semua orang yang hanya
setengah hati dengan pekerjaan atau hubungan mereka, ada orang lain yang
mencintai hal itu. Orang yang seperti inilah yang akan bekerja lebih keras dan
lebih lama. Mereka akan berlari lebih cepat dari kita. Meskipun terasa lebih
aman untuk tetap bertahan pada sebuah peran lama, kita akan merasakan energi
yang terkuras habis dan berhenti pada saatnya tiba. Lalu bagaimana kita mampu
mengatur langkah agar sukses kita tidak hanya sukses abal-abal? Agar mimpi kita tidak hanya mimpi picisan yang akan
sia-sia di akhir nanti? Success Built to Last adalah
jawabannya.
Sajian
buku ini adalah hasil dari penelitian yang tidak sederhana. 10 tahun bukan
waktu yang singkat untuk membuat sebuah buku. Mengejar para narasumber adalah
tantangan untuk menciptakan buku ini. Dan hasilnya begitu menabjubkan! Karena
tidak hanya teori yang di sajikan, namun juga fakta- fakta real yang di sajikan
buku ini akan memukau siapa saja yang membacanya. Semua terasa lebih nyata dan
lebih dekat untuk dirasakan dan di aplikasikan pada dunia nyata.
Tidak
ada gading yang tidak retak, layaknya buku terjemahan lainnya, mencerna buku Success
Built to Last memang tidak
semudah jika kita membaca buku karya penulis dalam negeri. Proses sebuah
penerjemahan lebih rumit dan di butuhkan beberapa ahli bahasa. Buku yang
terkesan tebal, tanpa cover yang menarik juga mengurangi daya tarik buku ini.
Judulnya yang berbahasa Inggris akan membuat orang ragu untuk membacanya.
“Segala
sesuatu akan berubah menjadi yang terbaik bagi orang-orang yang menciptakan
cara terbaik untuk mengubah segla sesuatu. (John Wooden)”
Maulia Hikmah XI IPA 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar