Entah harus bagaimana aku bertindak
Hal yang tidak di inginkan itu sudah terjadi, Robbi.. Malam
itu aku putuskan untuk berhenti. Dimana semua orang mulai terpukau kembali. Dan
Aku? Tak bisa ku pungkiri. Aku ingin berlari, menangis sekencang-kencangnya, detik
itu juga jantungku berdegub sangat kencang. Ya Alloh, aku tak kuasa menahan
semuanya. Ku tarik tubuhku keluar, sayang sekali. Aku tidak bisa. Kondisi di
luar jauh lebih mencekam ternyata. Ku dudukan tubuh ini di pojok belakang
ruangan agar tak mataku tidak menjangkaunya. Jangan matikan lampunya! Aku tidak
ingin sosoknya semakin terlihat mengkilau. Aku sudah tidak sanggup menahannya. Hatiku
sudah mulai berontak. Aku tidak ingin jatuh lagi. Sungguh aku sudah mencoba
menjaga hatiku. Sudah ku tutup rapat-rapat semua panca inderaku waktu itu. Mataku
sudah terpejam telingaku sudah ku titahkan untuk tak mendengar apapun dan
ragaku mulai sibuk membersihkan semua yang berserakan. Aku tidak ingin terlihat
bodoh, tapi. Lalu ku sibukkan untuk mengisi perutku. Cukup! Satu saja lagunya. Aku
tidak ingin terbawa. Maafkan aku teman, aku sungguh sedang tidak ingin, jangan
bawa aku padanya. Kalian terlihat kecewa, suara-suara itu memang memanggil
namaku, tapi sungguh seluruh tubuhku mulai melemas, karena hatiku sudah mulai
memanas. Hingga semuanya selesai aku tidak berani menatap apapun. Aku sungguh
ingin cepat pulang. Dan aku pasti terlihat sangat lelah. Jujur, waktu itu
hatiku saja yang lelah bergelut. Aku masih kuat melipat tikar dan menggotong
kursi, tapi hati dan pikiranku tidak.
Ya Alloh, hamba percaya pada takdir dan seluruh ketentuanMu.
Hamba melanggarnya satu, dan dampaknya menjadi sebesar ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar