Senin, 13 Mei 2013

Jadilah Akhwat Semanis Gula :)



Materi dauroh terakhir yg sangat menyentuh. Silahkan di simak :))
Gula itu Manis, siapa yg tidak suka manis? Jika kia di suguhi tehpun kita menolak apabila teh itu terasa pahit. Dan Manisnya Gula itu berasal dari tebu. Untuk menjadi semanis Gula, kita pelajari dulu, seperti apa Tebu.
a) Pohon Tebu itu, tidak hidup dalam gelimang Fasilitas, ia tiidak hidup dalam tanah yg berair maupun subur sekalipun. Jadi, untuk menjadi akhwat semanis Gula, tak perlu dengan fasilitas yg berlimpah, itu akan lebih menguatkan dirinya. Terbukti, orang-orang lama lebih pintar dan lebih kuat untuk menghadapi kerasnya hidup. Di bandingkan orang-orang baru.
b) Pohon tebu juga tidak perlu banyak di tilik oleh Petaninya, sekali ia di tanam, Petani akan kembali dlm beberapa blan sekali. Ini berarti Menjadi perempuan semanis Gula, harus Mandiri, tidak perlu Manja untuk harus di perhatikan setiap saat. Yang harus selalu di penuhi keinginannya.
c) Pohon Tebu adalah pohon yang menyederhanakan penampilan fisiknya namun brjuang keras untuk memiliki isi yg lebih baik. Perhatikan tebu. Dari sisi mana ia bisa dikatakan menarik dibanding bunga-bunga mawar yg bermekaran? Ini berarti tanpa harus banyak berdandan, Wanita semanis gula seharusnya lebih merindu majlis-majlis ilmu yang akan memuaskan dahaga akal dan hatinya. Karena ia tahu, ilmu itu lebih maslahat untuknya, sedangkan fisik yang di karuniakan oleh Alloh, tak seberapa umurnya.
d) Tebu itu teruji Tahan uji yg menghadapi berbagai ujian yang ia jumpai dalam hidup ini. Dalam kondisi kekeringanpun tebu masih bisa hidup. Oleh karena itu, Jadilah perempuuan yg kuat, meskipun kita sedang di tempa oleh bergagai kondisi, cobalah untuk terus beradaptasi pada lingkungan kita. Tidak perlu melulu mengeluh, tapi yakinkan bahwa kita bisa.
e) Bonggol Pohon tebu yang paling bawah akan selalu lebih matang dari bagian di atas ruasnya, ini berarti, kita harus bisa mematangkan fase sebelumnya, sebelum kita melangkah ke fase yg baru. menyempurnakan amal2 sebelumnya :D
f) Tebu itu sebenarnya, rela di peras dan rela di tempatkan dimana saja. Setelah dewasa, Tebu di peras untuk di jadikan gula, setelah di peras bahkan tempatnya adalah tempat sampah. Ini berarti, cobalah untuk ikhlas, berkorban untuk orang lain. Karena hakikat ikhlas bukan kita menjadi sama bahagianya seperti orang lain, melainkan bersusah2 payah agar orang lain bisa lebih bahagia dari kita. Di peras berarti di tempa, di gunakan tenanganya untuk ummat, di gunanakn digunakan akalnya untuk ummat. Ia lelah, tapi ia ikhlas, karena ia ingin semanis gula.

Yup, mungkin pengorbanan dan setiap apa yg dialami tebu memang berat, meskipun nanti ia di tempatkan di tempat sampah. Tapi tebu tdk prnh mengeluh, karena ia tahu, Gula yg di hasilkannya akan bermanfaat bagi yang lain. Khoirunnas anfa’ukum linnas. Dan sehrusnya kita juga tahu, bahwa apa yang dengan keras kita usahakan, meskipun sama sekali tdk di hargai oleh orang lain, namun itu bermanfaat, maka nama kita tetap akan di kenal oleh Alloh, seperti gula yg tetap akan di kenal manisnya karena Tebu :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar