Materi dauroh terakhir yg sangat menyentuh.
Silahkan di simak :))
Gula itu
Manis, siapa yg tidak suka manis? Jika kia di suguhi tehpun kita menolak
apabila teh itu terasa pahit. Dan Manisnya Gula itu berasal dari tebu. Untuk
menjadi semanis Gula, kita pelajari dulu, seperti apa Tebu.
a) Pohon
Tebu itu, tidak hidup dalam gelimang Fasilitas, ia tiidak hidup dalam tanah yg
berair maupun subur sekalipun. Jadi, untuk menjadi akhwat semanis Gula, tak
perlu dengan fasilitas yg berlimpah, itu akan lebih menguatkan dirinya.
Terbukti, orang-orang lama lebih pintar dan lebih kuat untuk menghadapi
kerasnya hidup. Di bandingkan orang-orang baru.
b) Pohon
tebu juga tidak perlu banyak di tilik oleh Petaninya, sekali ia di tanam,
Petani akan kembali dlm beberapa blan sekali. Ini berarti Menjadi perempuan
semanis Gula, harus Mandiri, tidak perlu Manja untuk harus di perhatikan setiap
saat. Yang harus selalu di penuhi keinginannya.
c) Pohon
Tebu adalah pohon yang menyederhanakan penampilan fisiknya namun brjuang keras
untuk memiliki isi yg lebih baik. Perhatikan tebu. Dari sisi mana ia bisa
dikatakan menarik dibanding bunga-bunga mawar yg bermekaran? Ini berarti tanpa
harus banyak berdandan, Wanita semanis gula seharusnya lebih merindu
majlis-majlis ilmu yang akan memuaskan dahaga akal dan hatinya. Karena ia tahu,
ilmu itu lebih maslahat untuknya, sedangkan fisik yang di karuniakan oleh
Alloh, tak seberapa umurnya.
d) Tebu itu
teruji Tahan uji yg menghadapi berbagai ujian yang ia jumpai dalam hidup ini.
Dalam kondisi kekeringanpun tebu masih bisa hidup. Oleh karena itu, Jadilah
perempuuan yg kuat, meskipun kita sedang di tempa oleh bergagai kondisi,
cobalah untuk terus beradaptasi pada lingkungan kita. Tidak perlu melulu
mengeluh, tapi yakinkan bahwa kita bisa.
e) Bonggol
Pohon tebu yang paling bawah akan selalu lebih matang dari bagian di atas ruasnya,
ini berarti, kita harus bisa mematangkan fase sebelumnya, sebelum kita
melangkah ke fase yg baru. menyempurnakan amal2 sebelumnya :D
f) Tebu itu
sebenarnya, rela di peras dan rela di tempatkan dimana saja. Setelah dewasa,
Tebu di peras untuk di jadikan gula, setelah di peras bahkan tempatnya adalah
tempat sampah. Ini berarti, cobalah untuk ikhlas, berkorban untuk orang lain. Karena
hakikat ikhlas bukan kita menjadi sama bahagianya seperti orang lain, melainkan
bersusah2 payah agar orang lain bisa lebih bahagia dari kita. Di peras berarti
di tempa, di gunakan tenanganya untuk ummat, di gunanakn digunakan akalnya
untuk ummat. Ia lelah, tapi ia ikhlas, karena ia ingin semanis gula.
Yup, mungkin
pengorbanan dan setiap apa yg dialami tebu memang berat, meskipun nanti ia di
tempatkan di tempat sampah. Tapi tebu tdk prnh mengeluh, karena ia tahu, Gula
yg di hasilkannya akan bermanfaat bagi yang lain. Khoirunnas anfa’ukum linnas. Dan
sehrusnya kita juga tahu, bahwa apa yang dengan keras kita usahakan, meskipun
sama sekali tdk di hargai oleh orang lain, namun itu bermanfaat, maka nama kita
tetap akan di kenal oleh Alloh, seperti gula yg tetap akan di kenal manisnya
karena Tebu :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar