Tulisan ini di
awali oleh hal-hal yang tidak berguna untuk terus di pi kirkan tulisan ini
sebagai awal dan akhir sebuah perasaan semu yang akan berakhir setelah tulisan
ini berakhir. Ini sebuah cinta. Cinta ini berawal dari sikap seorang adam yang
memberikan perhatian yang lebih. Dan sikap seorang hawa yang terlalu toleran
terhadap sikap sang adam. Tidak ada hawa yang mampu bertahan menahan benteng
hatinya ketika seorang adam yang menerpa hati sang hawa berkali-kali dengan
buaian kata-kata yang tidak semestinya keluar dari seorang teman. Sang adam tak
henti-hentinya memperlakukan sang hawa sebagai seorang yang spesial, menyanjung
dan membawanya ke langit yang tak terbatas. Maha Besar Allah ketika sang hawa
kemudian jatuh pada lubang yang sama. Mencintai sang adam yang belum saatnya
untuk di cicipi rasa manis cintanya saat ini. Tapi terlambat, kejadian yang
sama terulang kembali. Sang Hawa jatuh cinta.
Ironisnya,
sang Adam mencintai perempuan lain yang lebih istimewa. Jauh ketimbang sang
Hawa sang amat hina dan kotor ini di hadapan Tuhannya. Kembali berkali-kali
Hawa menyadari satu persatu kesalahannya. Kesalahannya ketika ia mencintai sang
Adam. Hawa merasakan kehinaan yang luar biasa saat ini. Hawa merasakan betapa
hinanya ia ketika ia mau pergi hanya bersama adam. Ketika ia hanya mampu
melihat Adam sebagai seorang yang patut untuk di sayangi.
Hingga
pada suatu hari Adam benar-benar meninggalkannya. Adam pergi menyatakan
perasaanya kepada perempuan yang di cintainya. Sang Hawa merasa sakit, tapi
rasanya tak se-sakit ketika mengenang apa yang dulu telah terjadi sebelumnya.
Perlahan tapi pasti, sang Hawa mencoba membenahi hatinya hingga sekarang.
Rasanya ingin marah, tapi pada siapa? Rasanya ingin menangis, tapi mengadu pada
siapa? Hawa sudah terlalu malu pada Tuhannya ketika ia harus meminta hal-hal
yang menjijikan seperti ini pada Tuhannya. Melihat perempuan yang di cintai
orang yang kita cintai bukan hal yang mudah. Apalagi untuk menyayanginya. Sang
Hawa sedang berusaha sekuat tenaga untuk melakukannya, mencintai perempuan itu.
Usaha ini
membuahkan hasil, perlahan hawa semakin menyayanginya sebagai saudaranya.
Saudara seiman, saudara yang seharusnya saling mengingatkan. Tapi tidak lagi.
Aku dan saudara perempuanku itu sudah kehilangan izzah sebagai seorang
muslimah. Tapi hanya Allah yang maha mengetahui kebaikan seseorang, antara kita
bertiga, hanya Allah yang tahu yang mana yang paling baik di sisi Allah.
Masalah yang terjadi adalah ketika sang Hawa melihat Adam. Ada rasa benci yang
menyusupi hati, yang menggerogoti simpati yang bersemai dalam hati. Benar-benar
sudah gila. Haruskah Hawa membenci Adam? Tidak. Sudah di tanamkan dalam diri
Hawa saat ini. Ia akan mencintai dirinya sendiri, lalu ia akan cintai yang
lain.
Ini
salah sang Hawa, kenapa Hawa begitu bodohnya mau mengenal sang Adam? Kini
keadaan sudah berubah. Atau akan dirubah! Jika Hawa itu aku, Aku akan
benar-benar rela dan benar-benar akan pergi. Aku punya harga diri. (^.^)
waw,, ini kisah nyata ap curcol kk ???
BalasHapushahahaha.... kan blogku penuh dengan curcol.
BalasHapus